Rilis Produk Digital Tanpa Kontribusi Penuh: Bukan Pakai AI

Kalau Orang Lain Bisa, Kenapa Harus Tumbuh Sendirian?

Kemarin, saya rilis paket baca sederhana. Saya kasih nama THREADS HACK.

Isinya rangkuman riset algoritma Threads dan strategi konten yang saya uji beberapa bulan terakhir. Tapi, ini bukan mau bahas produknya. Itu biar dibahas di tempat lain aja. Semisal kamu kepo banget, ya tinggal cek aja dari tombol ini πŸ‘‡οΈ 

Bisa aja ya marketing-nya πŸ˜… 

OK, kita geser bahasan ya!

πŸ‘Ό Proses Lahirnya Produk

Uniknya, nama THREADS HACK sebagai nama produk ini jadi pilihan setelah lewat pendekatan yang unik dan cenderung kurang positif πŸ˜… 

Asalnya dari slang dan umpatan β€œThe Heck?”. Ya, sama sekali engga bagus.

Jangan ditiru ya!

β€œThe heck?” jadi umpatan sebagai bentuk ekspresi marah atau mempertanyakan kondisi sulit diterima. Sederhananya, itu juga gambaran situasi awal rilisnya THREADS HACK.

Sebelumnya, saya udah kenalan sama konsep design thinking. Ini konsep pengembangan produk yang didasarkan kebutuhan pasar. Premis ini dipakai banyak orang yang berhasil bikin dan jual produk hari ini.

Hal yang engga disadari adalah banyak kreator maunya jadi sentral perubahan dan solusi, termasuk saya. Pandangan ini engga sepenuhnya salah, tapi juga kurang tepat.

Bantahan dari gagasan ini cukup sederhana!

  1. Kamu itu manusia;

  2. Manusia itu perlu terhubung sama orang lain;

  3. Solusi yang hadir harusnya solusi komunal;

  4. Asumsi solusi perorangan itu selalu perlu validasi;

  5. Proses solusi bersama itu pasti udah lewat fase validasi, setidaknya di internal.

Ya, skill teknis dan kapasitas berpikir kita tuh terbatas banget. Menggerakan solusi dan menjadi satu-satunya sumber solusi itu dua hal berbeda.

Di fase ini, muncul pertanyaan spontan πŸ‘‡οΈ 

What THE HECK am I thinking all this time?

πŸ€” Pergeseran Mindset

Kenapa selalu ada buku baru yang terbit? Kenapa konten baru terus dibuat?

Khususnya buat topik yang cenderung dasar. Beberapa buku ataupun konten bahkan semakin bahas hal-hal yang sempit dan dianggap engga perlu dibahas segitu detailnya.

Jawabannya sederhana!

Basis pengetahuan setiap orang itu berbeda. Total 100 hal yang diketahui individu A bisa punya irisan sama 50 hal yang dipahami individu B. Tapi engga semuanya.

Pasti ada sesuatu yang jadi temuan baru bagi individu A ataupun individu B dalam interaksi informasinya. Realisasi ini pun engga saya dapat sendiri.

Kamu bisa cek konten ini sebagai salah satu titik ekspansi berpikir saya πŸ‘‡οΈ 

Kesadaran tentang adanya kemungkinan perbedaan basis informasi dan pengetahuan ini saya pinjam dari orang lain. Hal ini sederhana, tapi saya dapatnya justru dari orang lain.

πŸ™ Realisasi Kebutuhan dan Eksperimen

Kebutuhan memahami algoritma di antara kreator saya temukan dalam agenda NULIS THREADS BARENG BAPACK2. Proyek pekanan yang mendorong peserta mempraktikkan asumsi strategi konten di akunnya masing-masing.

Asumsi dan riset awalnya emang saya kerjain sendiri. Tapi, di babak validasi dan uji ke berbagai niche konten cukup banyak terbantu sama kreator lain di agenda tersebut πŸ‘†οΈ 

πŸ“Œ Merilis Lebih Awal

Saya sudah punya kesimpulan bahasan fitur dan algoritma Threads sebagai produk ideal. Tetapi awalnya saya berniat menuntaskan produk di Januari 2025 sebagai awal baru.

Sampai ketemu konten ini πŸ‘‡οΈ 

Ya, pengguna Threads itu ada jutaan. Jelas saya bukan satu-satunya orang yang kepikiran buat bicara tentang algoritmanya. Jadi, pertanyaan lain muncul.

Why the heck am I waiting for 2025?
(Kenapa kudu banget nunggu 2025?)

Emang ada kadal apa yang nunggu di 2025?

Ya, saya engga punya alasan yang cukup konkret buat nunda rilis. Mutlak cuma karena patokan waktu dan persepsi momen aja.

Selebihnya, saya koleksi data yang ada selama dua hari dan rilis seadanya dulu.

πŸ–ΌοΈ Kerangka Kerja

Ini urutan bahasan yang bakal kamu dapat kalau akses THREADS HACK πŸ‘‡οΈ 

  • Pengantar;

  • Mindset;

  • Eksplorasi Fitur ;

  • Algoritma;

  • Strategi.

Saya bisa aja nulis langsung ke bahasan algoritma dan strategi yang terbukti berhasil. Lagi pula itu yang jadi premis utama paket bacanya.

Ditambah asumsi banyak orang yang cenderung malas baca topik fundamental. Tapi saya inget diskusi bebas yang dirilis Pack Rizki Alief Irfani. Tepatnya konten ini πŸ‘‡οΈ 

Hasilnya, engga terlalu buruk. Malah engga buruk sama sekali πŸ‘‡οΈ 

🐲 Kontribusi Layout

Notion jadi pilihan tools untuk merilis dan membuat THREADS HACK. Benefit dan utilitas tools ini jelas engga perlu dibahas ya. Tapi secara spesifik saya memakai layout dasar milik @hey.musli di Threads.

Tangkapan layar salah satu bagian THREADS HACK.

Kamu bisa dapat bentuk dasar layout seperti ini dari email langganan di link ini β†’ https://thinkwithai.beehiiv.com/

🀳 Refleksi Diri

Ada persepsi yang ingin saya bentuk di Threads pada 2025 mendatang. Sederhananya, saya pernah rangkum dalam pos ini πŸ‘‡οΈ

Menempatkan diri sebagai individu yang dijadikan rujukan untuk konten dan algoritma Threads akan memakan waktu yang lama. Merilis THREADS HACK yang berisi bahasan algoritma dan strategi konten jadi pendakatan yang cukup masuk akal bagi saya.

Rilis THREADS HACK adalah sebuah perjalan yang lebih dari sebatas produk bagi saya. Di perspektif tertentu, saya juga mungkin menganggap ini sebagai sebuah koreksi visi.

Ada cara pandang baru tentang menghasilkan sesuatu dan berkolaborasi. Akhirnya, saya mempertahankan β€œthe heck” dan menyesuaikan kombinasinya dengan konteks Threads.

Proses perjalanan dan pengembangannya selalu dimulai dari diri sendiri. Tetapi dalam prosesnya, membuka pandangan dan menerima kontribusi pihak lain tidaklah buruk.

Menghasilkan dan membangun sesuatu tidak harus selalu ditanggung sendiri. Kamu selalu memiliki peluang kolaborasi dan β€˜meminjam’ pemikiran orang lain.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini sampai akhir. Silakan balas tulisan ini kalau kamu punya hal yang mau didiskusikan tentang konten dan produk digital.