Masalah Umum Menulis Konten Pemula: Logika Penulisan

Catatan Tentang Kelas 7 Hari yang Sudah Berjalan

Tulisan ini saya buat di pertengahan dari edisi kedua agenda NULIS THREADS BARENG BAPACK2. Sederhananya, ini adalah proyek kecil yang saya buat untuk ngajak orang buat nulis, mulai dari Threads.

Namanya belajar nulis, jelas pesertanya mayoritas bukan penulis profesional.

Ada banyak hal yang kita bahas di dalam forumnya. Tapi kendala yang cukup mencolok dari sekitar 50 orang di forum datang dari hal yang sama. Ya, soal logika penulisan.

Bahas Dulu Tentang Logika Penulisannya

Dari beberapa sumber, definisi tentang logika penulisan adalah sistem analisis formal yang bantu penulis menemukan, menunjukkan, dan membuktikan argumen. Dalam logika, kesimpulan diambil lewat hubungan yang masuk akal antara premis.

Kenapa kita perlu logika dalam penulisan?

  • Menjaga pemikiran yang runtut dan terstruktur;

  • Memastikan argumen koheren dan konsisten;

  • Merumuskan argumen yang jelas;

  • Membantu pengambilan keputusan;

  • Meningkatkan kualitas karya.

Tulisan yang Engga Logis

Penulisan engga logis bukan dilihat dari unsur fiksi atau nonfiksi. Faktor ini justru biasanya datang dari kontra-indikasi yang ada di logika penulisan 👇️ 

  • Penjelasan engga terstruktur;

  • Argumen non-koheren (engga nyambung);

  • Argumen tanpa fungsi;

  • Engga punya arah.

Sayangnya, walau kita udah belajar nulis dari sekolah dasar, tapi kenyataannya banyak orang dewasa gagal praktik soal ini. Salah satu sumber masalah terbesarnya ada di kemampuan komunikasi dan literasi.

  • Kurang mendengarkan dengan baik;

  • Engga terbiasa mengekspresikan argumen;

  • Engga terbiasa menulis argumentasi logis.

Ya, tulisan jauh lebih dalam asalnya dari diri sendiri dan komunikasi yang terjadi. Kalau kamu sadar dengan kondisi ini, mulai membiasakan menulis dan berargumen logis jadi cara memperbaiki diri yang masuk akal.

Ada banyak metode memulai pembiasaan argumentasi logis. Tapi, kali ini kita mulai dengan dua yang paling mudah.

Relasi Sebab-Akibat

Cara termudah memastikan alur logika penulisan yang masuk akal adalah relasi sebab-akibat. Kamu cukup memastikan dua kalimat atau paragraf berdampingan terhubung lewat relasi sebab-akibat.

Ridwan terlambat bangun karena terlalu asyik menonton laga big match semalam. Di perjalanan, ia terus gelisah setelah 15 menit terakhir tidak bergerak dari kemacetan Depok.

Sepasang kalimat tersebut menciptakan kronologi yang berhubungan. Bahkan jika posisinya ditukar, kedua kalimat akan tetap membentuk relasi yang cukup masuk akal.

Di perjalanan, Ridwan terus gelisah setelah 15 menit terakhir tidak bergerak dari macetnya Depok. Ia terlambat bangun karena terlalu asyik menonton laga big match semalam.

5W+1H

Kamu sudah kenal konsep pertanyaan 5W+1H sejak masa sekolah 👇️ 

✅ What (Apa)
✅ Who (Siapa)
✅ When (Kapan)
✅ Why (Kenapa)
✅ Where (Mana)
✅ How (Bagaimana)

Dua kalimat atau paragraf yang berdampingan dianggap logis kalau memenuhi peran sebagai alternatif jawaban dari salah satu kata tanya di atas. Tapi, relasi ini engga selalu bisa membuat kalimat bertukar posisi begitu aja.

Saya seorang digital marketer sejak 2014 lalu. Sekarang saya bekerja di salah satu media mainstream sebagai penulis konten. Di Threads, saya mau membagikan pengalaman dan pengetahuan teknis tentang penulisan.

Masing-masing kalimat tersebut memiliki peran sebagai jawaban pertanyaan yang mungkin muncul setelah kalimat pertama. Cek beberapa ilustrasi di bawah ini 👇️ 

⁉️ Apa yang mau dibahas?
🗣️ Saya seorang digital marketer sejak 2014 lalu.

⁉️ Di mana kamu bekerja sebagai digital marketer?
🗣️ Sekarang, saya bekerja di salah satu media mainstream sebagai penulis konten.

⁉️ Kenapa kamu bahas informasi ini?
🗣️ Saya mau membagikan pengalaman dan pengetahuan teknis tentang penulisan.

Praktik Nyata

Dalam proses menulis yang sebenarnya, faktor-faktor ini emang engga harus dipikirkan berlebihan. Nulis, ya nulis aja dulu!

Tapi di tahapan penyuntingan atau pra-rilis, ada baiknya kita tetap peduli dengan alur logika penulisan. Kenapa?

Ya, supaya pihak yang baca engga pusing dengan lompatan-lompatan argumen.

Tulisan yang terlalu banyak beralih tanpa penjelasan bakal dianggap omong kosong sama pembacanya. Sederhananya, kalau kamu aja engga tau cara menulis gagasan, gimana caranya orang mau sepakat?

Terima Kasih

Terima kasih udah baca sampai sini. Semoga ada manfaatnya.

Tulisan ini dibuat dadakan supaya engga terlanjur lupa. Kalau kamu kepikiran tentang proses nulis dan buat konten, boleh lho kita ngobrol.

Bisa gabung di grup WhatsApp - NULIS BARENG BAPACK2. Bisa juga ngobrol 1-on-1 lebih strategis bareng saya. Tombolnya di bawah ya 👇️