- Threads to Profit
- Posts
- Jalan Kembali ke Rp1 Juta Pertama dari Produk Keresahan di Threads
Jalan Kembali ke Rp1 Juta Pertama dari Produk Keresahan di Threads
Newsletter ini cukup panjang. Jadi, mari kita buka dengan jualan. (Apa, sih?)😁
Ceritanya, saya punya paket bacaan yang dikasih nama Threads to Profit. Isi paket baca ini adalah rangkuman proses kreatif yang udah saya jalankan berulang untuk buat produk, mulai dari proyek jasa sampai terakhir di Threads Waves.
Visi yang saya tawarkan dalam Threads to Profit cenderung sederhana. Memonetisasi keahlian dan keresahan diri. Lalu fokusnya menghasilkan transaksi sebesar Rp1 juta pertama dari produk keresahan tersebut.
Nah, newsletter ini mau menceritakan tentang sebuah pengandaian.
Gimana kalau saya harus memulai dari awal dan ditarget menghasilkan Rp1 juta dengan sumber daya seadanya?
Dengan pemikiran dan mental yang lebih matang, semoga cara pandang ini bisa jadi referensi strategis untuk kamu yang baru memulai. Fokusnya bukan di aspek teknis, tapi kerangka berpikir untuk melihat gambaran besar permainannya dengan lebih jelas.
💰️ Memahami Relasi Kreator dan Uang

Ada sejenis romantisasi di kalangan kreator tentang kualitas produk. Argumennya banyak bicara bahwa uang akan datang ketika kreator menawarkan value kepada pasar. Hal ini ada benarnya, kualitas akan menemukan jalannya untuk meyakinkan pengguna.
Secara perlahan, reputasi yang muncul dari kepuasan dan kepercayaan audiens akan menarik pembeli baru kepada produk. Tapi, hal yang sering diabaikan adalah kebutuhan uang itu sendiri untuk memastikan ketahanan produk.
Kreator perlu memastikan produk dan dirinya eksis di tempat yang diharapkan ketika momen reputasi dan kepuasan pelanggan tersebut tercapai. Jika kreator tidak eksis di ruang yang diharapkan, audiens akan dengan mudah meninggalkan penawarannya.
Tidak ada loyalitas mutlak dari pelanggan dan audiens pada produk atau kreator. Semuanya harus dibangun dan dirawat secara sadar.
Produk seorang kreator hanya satu dari jutaan luapan pilihan di internet. Kreator yang eksistensinya hilang hanya akan menjadi obrolan dan agenda nostalgia. Di sisi, lain kreator akan menjadi pihak yang menanggung risiko penuh.
Jadi, kalau kreator tidak memiliki percetakan uangnya sendiri, segeralah hasilkan uang dari produk, gagasan, dan hal yang kamu lakukan saat ini. Jangan tenggelam dalam bias dan glorifikasi niat baik.

“Produk bagus pasti bertahan!” adalah gagasan omong kosong tanpa sokongan uang.
Lebih penting bagi kreator untuk menghasilkan Rp100.000 setiap hari secepat mungkin. Jangan menunggu asumsi audiens yang besar dan loyal untuk merilis produk. Bahkan jika audiens sudah jutaan, tidak pernah ada jaminan produk diterima dengan baik.
Harapan banyak kreator adalah ketika audiensnya berkembang besar, produknya viral dan diterima dengan sukses. Tapi, kreator perlu memahami ketika mengembangkan produk, selalu ada risiko puas dan kecewa secara bersamaan.
Ketika merilis produk untuk 100 audiens, berarti kreator bersiap sukses dengan sambutan 100 audiens. Ada harapan reputasi yang menyebar dari cerita 100 audiens yang puas.
Tapi di sisi lain, ada risiko gagal dengan audiens yang juga belum terlalu luas. Bahkan jika produknya jelek dan gagal, kamu hanya perlu menangani 100 audiens kecewa. Dengan mindset yang tumbuh seperti ini, kreator akan terbiasa dengan manajemen pelanggan.
Bayangkan seorang dengan nol pengalaman langsung dihajar 500 ribu keluhan akibat produk yang ternyata tidak sesuai ekspektasi. Kita tentu familiar dengan cerita seperti ini yang tidak jarang berakhir tragis bagi si kreator.
Setiap orang bertumbuh secara perlahan. Kita beradaptasi dan diberi kepercayaan baru sesuai dengan perjalanan kapasitas. Jangan terus mengharapkan keajaiban ala Cinderella yang menemukan pujaan hati dan perubahan hidup hanya dalam satu malam.
Validasi dan rilis produk secepat mungkin. Jangan menunggu besar, tumbuhlah bersama produk!
🤔 Memulai dari Masalah

Ide sederhana dalam wacana pengembangan produk adalah membuat produk solusi dari sebuah masalah. Sederhananya, produk perlu masalah untuk diselesaikan agar target pengguna merasa ada kepentingan untuk membeli produk.
Manusia hanya membeli makanan karena perlu nutrisi untuk mengatasi masalah fisik dan kesehatan saat kelaparan. Masalah-masalah lain seperti kepuasan, rasa, dan suasana baru muncul setelah masalah dasarnya terselesaikan.
Dengan begitu, kita bisa memahami dua hal besar.
Produk hanya dicari dan diinginkan jika ada masalah yang diselesaikan.
Pengembangan produk tidak akan selesai hanya karena masalah dasarnya selesai.
Manusia akan selalu memiliki dan menciptakan persepsi akan masalah baru setiap saat. Jadi, mengembangkan produk yang absolut mengatasi masalah adalah langkah yang tidak pernah tepat sejak awal.
📦️ Memulai dari Solusi Kecil
Produk digital yang hadir sebagai solusi, tidak harus menyelesaikan masalah besar dan menyeluruh di dalam ekosistem. Tidak ada sebuah keharusan untuk menjadi produk yang sempurna, life changing, dan revolusioner.
Beberapa produk kadang hadir sebagai bagian dari solusi '“kemalasan” pengguna. Cek ilustrasi di bawah ini. Beberapa produk digital dikembangkan hanya untuk lebih mudah mengakses halaman web tertentu.

Perspektif bermanfaat atau tidaknya produk bukan berada di pandangan kreator. Visi tersebut hanya bisa didapat dari validasi pasar. Salah satu metrik yang menentukan adalah jumlah download atau akses.
Jumlah akses dan download sangat menjadi cerminan dari persepsi pengguna atas benefit yang diberikan produk. Bahkan permainan sukses seperti Flappy Bird atau Snake pada masanya punya konsep yang sangat sederhana.
✅ Memahami Asynchronous Task Management
Sebagian kreator memahami proses pemasaran, pengembangan teknis produk, dan riset terjadi secara berurutan. Padahal, kebutuhan tiga aktivitas ini terjadi secara bersamaan.
Riset dulu, lanjut pengembangan produk, lalu publikasi. Rilis dan cuan.
Berlatih di pegunungan tersembunyi dan kembali sebagai pahlawan berkekuatan besar adalah imaji karakter shounen yang tidak bisa kamu bawa dalam pengembangan produk.
Ketika mengembangkan produk, wacana solusi sudah harus disampaikan ke audiens bahkan ketika ide tersebut masih ada di kepala.
Kenapa?
Pastikan bahwa gagasan tentang masalah dan penawaran solusinya bukan sebuah “perasaan sepihak” yang bertepuk sebelah tangan. Kreator perlu memastikan bahwa rasa urgensi masalah tersebut adalah sesuatu yang dirasakan bersama.
Tanpa urgensi tersebut, produk bukan sesuatu yang penting bagi audiens. Terlebih jika produk tidak berada di area kebutuhan dasar. Maka dari itu, publikasi, validasi, dan teknis produksi bisa dikatakan terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan.
Hal yang berbeda sebagai solopreneur dengan tim atau kelompok bisnis hanyalah dari sisi sumber dayanya. Kebutuhan publikasi dan validasinya tetaplah sama. Unit pemasaran tidak bisa libur hanya karena divisi riset belum menyelesaikan tugas tertentu.
Solopreneur dan kreator perlu mengenal asynchronous task management atau metode mengerjakan banyak tugas dalam satu rentang waktu yang sama. Asynchronous task bukan multi-tasking dan tidak memaksa kreator buat kerja rodi.
Hal dasar yang perlu dipahami dari asynchronous task management adalah tidak semua pekerjaan harus menunggu tugas lain selesai terlebih dulu. Beberapa pekerjaan bisa berjalan bersamaan, bahkan tanpa kontrol penuh dari kreator.
🥈 Implementasi Dalam 21 Hari

Saya menerapkan konsep berpikir di atas dalam banyak proyek, termasuk @kolonee.id di Instagram. Produknya berkembang dari masalah untuk mendapatkan pemasukan tambahan lewat skill menulis konten.
Dengan pertumbuhan progresif, kolonee.id berhasil mengakuisisi 1.200 user pertamanya pada 2024. Pencapaian tersebut bukan sesuatu yang terlalu fantastis untuk proses selama empat tahun. Tetapi dengan tim dua orang, saya rasa ada cerita dan ilmu yang bisa dibagi.
Di fase awal, kami pun bergerak seperti kebanyakan kreator produk digital. Tidak ada modal iklan, semua diinisiasi lewat konten secara organik. Iklan berbayar baru jadi opsi pemasaran kami di tahun kedua.
Melihat perkembangan produk digital yang cukup masih belakangan ini, saya merasa bisa dan perlu terlibat. Setidaknya, menjadi rekan dari para profesional dengan skill teknis dan ketertarikan di bidang tertentu untuk memonetisasi gagasannya.
Saya mendesain metode kerja berdasarkan pemikiran di atas ke dalam satu set modul dan alat praktik. Idealnya, kreator sudah bisa merilis produk dengan modul ini dalam 21 hari.
Cara ini sudah diuji dalam empat rangkaian program. Kamu perlu setidaknya dua jam per hari untuk mencapai target rilis produk dalam 21 hari. Kalau komitmen waktunya lebih rendah, otomatis jadwal rilisnya perlu disesuaikan.

Kamu bisa dapat akses ke paket modul dan pendampingan selamat 21 hari dengan bergabung ke dalam agenda Digital Product 101. Gabung dulu aja di preview session.
📅 Senin, 10 Februari 2025.
⏲️ 20.00 WIB - selesai.
🎥 Live via Google Meet.
Akses modul dan cara pakainya akan saya jelaskan di sana. Kamu juga bisa dapat pendampingan privat buat memastikan keberhasilan rilis dan proses jualnya. Klik link di bawah buat dapat aksesnya.
Terima kasih sudah baca tulisan ini sampai selesai. Semoga bahasannya bermanfaat dalam proses pengembangan akun, personal branding, ataupun produk di Threads.
Mari mulai produk dan jual secepat mungkin untuk menjaga bahan bakar ketika beraktivitas produktif di media sosial, khususnya Threads.
Salam dari bapack2 ~
Traktir dan Request
Traktir Saya — klik di sini.
Request Bahasan Tertentu — klik di sini.
Produk Lain
Threads Vision Eksklusif — klik di sini.
Book 1-on-1 Session — klik di sini.
Paket Baca Tumbuh di Threads — klik di sini.