- Threads to Profit
- Posts
- Bahasan Kreator: Kenapa Tetap Memulai Konten dari Niche?
Bahasan Kreator: Kenapa Tetap Memulai Konten dari Niche?
Pilihan antara menjadikan diri sebagai niche atau pakai pola tradisional
Walaupun gagasan niche-less content sedang naik daun, saya tetap lebih menyarankan strategi tradisional kalau kamu baru mulai. Strategi memulai dengan memilih niche spesifik tetap relevan, terutama untuk pemula.
Kalau kamu mirip dengan saya yang cukup mudah terdistraksi, menentukan pilihan di awal pekerjaan itu jadi solusi yang ideal. Mari mengembangkan konten dan bangun personal branding dari beberapa unsur keterbatasan ini.
Waktu kita terbatas;
Energi kita juga terbatas;
Fokus kita mudah teralihkan;
Pengetahuan kita bukan yang paling hebat.
Ya! Pemilihannya emang tetap didasarkan dengan preferensi pribadi. Tapi pilihlah sebuah fokus yang akan kamu jalankan di sana. Supaya kamu bisa dapat beberapa benefit ini.
1. Fokus dan Spesialisasi
Audiens lebih mudah mencerna informasi identitas sederhana. Orang-orang dengan kompetensi dan identitas seperti ini lebih mudah diingat.
Yudi Kabel;
Agus Mi Ayam;
Maman Ledeng.
Nama di atas tentu punya kehidupan pribadi, pandangan politik, dan preferensi sosial. Tetapi mereka dikenal dengan identitas khas daripada berusaha eksis di setiap ruang.
Identitas fokus bantu kamu punya otoritas di bidang yang relevan. Kamu jadi dianggap lebih kredibel dan bisa dipercaya untuk memegang tanggung jawab.
Misal, saya yang biasa bikin jokes bapak-bapak dan bahas digital marketing tentu akan terasa janggal kalau tiba-tiba ngonten tentang feminisme tanpa alasan.
Kenapa?
Sederhana, saya engga memiliki otoritas dan relevansi di topik itu.
2. Target Audiens yang Lebih Terarah
Bicara sama banyak orang sekaligus itu merepotkan, apalagi karakternya beda-beda. Esensi dasar digital marketing adalah menawarkan gagasan pada audiens yang ketertarikannya sama.
Ya, target tersebut tercapai kalau ada audiens yang sama.
Nah, tanpa niche di awal, kamu bakal cukup kerepotan buat mencapai ini. Bukan cuma audiensnya, kamu juga cukup sulit mengidentifikasi konten yang akan dibuat.
Kalau kamu punya niche yang jelas, kamu lebih cepat memetakan hal ini ⬇️
Masalah yang dihadapi audiens;
Penawaran solusi yang dibuat;
Konten yang dibahas;
Topik yang lagi hits di sekitar audiens.
Tanpa niche, kamu akan terlalu asyik bahas diri sendiri atau mengenalkan produk. Berkaitan ini, saya jadi ingat kata-kata dosen di perkuliahan komunikasi pemasaran.
Audiens engga peduli sama kamu atau produkmu. Mereka cuma peduli sama hal-hal yang menguntungkan dirinya. Jadi, mulai cari tahu tentang mereka!
3. Monetisasi Lebih Gampang
Kalau audiens dan ketertarikannya udah homogen alias serupa, penawaran produk jadi lebih gampang masuk. Entah produk yang kamu buat sendiri, afiliasi, atau reseller.
Situasi ini juga cukup memungkinkan kamu buat bertindak sebagai KOL di niche yang saat ini dijalani. Jadi, sumber monetisasinya nyaris engga terbatas tanpa kamu harus bersusah-payah.
Ditutup Dulu Bahasannya
Boleh banget kalau kamu memulai konten dari diri sendiri. Bener kok langkah ini.
Tapi, inget!
Kamu juga manusia, waktu dan energinya terbatas. Jadi, fokus!
Walaupun niche-less content menawarkan kebebasan, pilih niche tradisional tetap saya rekomendasi sebagai opsi solid buat pemula.
Fokus, otoritas, dan target audiens yang terarah bantu kamu bangun fondasi yang kuat di dunia digital marketing.
Mau Konsultasi?
Terima kasih udah baca tulisan ini sampai selesai. Kalau kamu perlu bantuan tentang proses nulis konten, khususnya di Threads, boleh banget buat cek opsi sesi konsultasi 1-on-1 lewat Zoom. Aksesnya dari tombol ini ya.
Panduan Nulis Konten dan Bangun Audiens
Saya nulis empat modul baca yang bisa kamu praktikkan di Threads. Modul ini adalah dokumentasi proses saya buat konten di Threads dan visi untuk terhubung sama 1.000 audiens pertama.